Wuling Formo Minibus Lebih Murah
Wuling Formo minibus hadir untuk memenuhi kebutuhan unit para pengusaha taksi online. Hanya saja, kehadiran mobil yang dibangun berbasis Confero ini mengancam pabrikan lain yang bermain di segmen yang sama.
Sebutlah ada Toyota lewat Avanza versi kendaraan niaganya dengan nama Transmover. Avanza versi paling standarnya ini memiliki banderol harga yang lebih tinggi dibanding Wuling Formo, sehingga berpotensi mengganggu penjualan Transmover.
Namun melihat hal ini, Executive General Manager PT Toyota-Astra Motor (TAM). Fransiscus Soerjopranoto menanggapinya berbeda, dan mengganggap dengan adanya pemain baru bisa menumbuhkan industri otomotif dalam negeri.
“Toyota tidak pernah memandang kompetisi sebagai suatu halangan atau hal yang negatif. Terlebih apabila kompetisi tersebut bisa mengembangkan industri otomotif Indonesia”.
Lebih lanjut dengan adanya Wuling Formo bisa mendorong pabrikan untuk menghadirkan model yang lebih unggul dan kompetitif.
“Justru dengan adanya kompetisi kami jadikan challengeuntuk terus memberikan yang terbaik kepada konsumen,” tambah pria yang akrab disapa Soerjo ini.
Menyoal perbandingan antara keduanya, Wuling Formo disediakan dalam dua tipe: blind vandan minibus berkapasitas 7 atau 8 orang.
Di balik kap mesinnya tersematkan jantung mekanis berkubikasi 1.206 cc DOHC yang bertenaga 77,5 dk pada 5.600 rpm dan torsi 110 Nm pada 3.600 sampai 4.000 rpm yang ditransfer melalui transmisi manual 5 percepatan.
Adapun harganya, Wuling Formo dibanderol mulai Rp 135,8 juta untuk model blind vandan minibusnya yang berkapasitas 8 penumpang, sedangkan untuk minibus 7 penumpang diniagakan seharga Rp 136,8 juta.
Sementara bicara Toyota Transmover, dapur pacunya mengandalkan mesin berkubikasi 1.329 cc DOHC yang mampu memuntahkan tenaga hingga 95,1 dk pada 6.000 rpm. Torsi 120 Nm pada 4.200 rpm yang dikawinkan pada transmisi manual 5 percepatan.
Toyota Transmover memiliki label harga Rp 143 juta dengan kondisi off the road. Artinya harga tersebut belum termasuk Bea Balik Nama (BBN) dan pengurusan untuk dijadikan kendaraan pelat hitam atau kuning.
