Mengendarai mobil bertransmisi manual artinya pengendara bisa memilih gigi sesuai tenaga dan torsi yang dibutuhkan. Tak jarang pengemudi menggunakan gigi dua untuk memulai akselerasi dari posisi diam. Namun amankah perilaku tersebut?
Khususnya di negara yang memiliki musim hujan, penggunaan gigi dua untuk memulai akselerasi pada mobil manual sering dilakukan. Hal ini untuk untuk mencegah ban selip apabila memulai akselerasi pada gigi yang lebih kecil. Selain itu gigi 1 juga dianggap memiliki nafas yang terlalu pendek.
Sedangkan ketika menuruni bukit saat menggunakan gigi satu dan pindah ke gigi 2, hal ini akan mengakibatkan adanya engine brake karena sebelum menghadapi jalan menurun sudah ada momentum. Sehingga penggunaan gigi dua langsung sangat dianjurkan.
Contoh penggunaan gigi satu dan gigi dua
Begini contohnya. Pada kondisi biasa, transmisi gigi 1 hanya membutuhkan kecepatan hingga 8 km/jam untuk sepenuhnya terlepas dari gesekan kopling. Sementara gigi 2 membutuhkan kecepatan hingga 16 km/jam untuk sepenuhnya terlepas dari kerja kopling. Ini berarti slip/gesekan kopling akan lebih lama saat mobil berakselerasi, yang menambah tingkat keausan pada kopling.
Berbeda pada mobil bertransmisi otomatis, penyaluran tenaga dari mesin ke transmisi sudah dilakukan torque converter, juga karena menggunakan kopling basah, tidak ada efek yang ditimbulkan dari perilaku ini. Bahkan kebanyakan transmisi mobil di Eropa memiliki mode W (musim dingin) yang dimulai dari gigi duauntuk membantu mencegah ban selipdi atas salju.